Saturday, June 28, 2014

Pemabuk

Pada sebotol minuman.
Tentang rindu yang kacau karena tak
berakhir pelukan.
Namamu terus mengumam,
Memenuhi isi kepala dari ramainya pasar malam,
Jarak antara kita menjadi sekat.

Perkara rasa sudah berbusa-busa diatas gelas sisa keangkuhan.
Perihal setia, menjadi harap-harap cemas yang sebentar lagi gotay.
Repetisi mencintai, menyakiti diri sendiri dari luka-luka yang memabukan.

Candu, merindumu.
Mencintaimu.
Membuat mata merah lupa akan logika.
Kini, semua terlupa.
Tak lagi ada pikir bahagia.
Tumbang di tengah jalan, tak sampai tempat ternyaman yang katanya rumah kita.

2 comments:

  1. bagus :)
    pengeeen bikin puisi, tapi nggak mbakat deh kayanya, milih diksinya beda ya sama milih diksi buat cerpen, hehe

    ReplyDelete

Terimakasih sudah memberikan komentar.