Saturday, June 28, 2014

Pemabuk

Pada sebotol minuman.
Tentang rindu yang kacau karena tak
berakhir pelukan.
Namamu terus mengumam,
Memenuhi isi kepala dari ramainya pasar malam,
Jarak antara kita menjadi sekat.

Perkara rasa sudah berbusa-busa diatas gelas sisa keangkuhan.
Perihal setia, menjadi harap-harap cemas yang sebentar lagi gotay.
Repetisi mencintai, menyakiti diri sendiri dari luka-luka yang memabukan.

Candu, merindumu.
Mencintaimu.
Membuat mata merah lupa akan logika.
Kini, semua terlupa.
Tak lagi ada pikir bahagia.
Tumbang di tengah jalan, tak sampai tempat ternyaman yang katanya rumah kita.

Thursday, June 26, 2014

Ini Rahasiaku, Tentang Kamu

Aku pernah mencari kamu dari gelap sampai terang.
Tak ada hujan selama pencarian.
Dari siang sampai petang.
Ditemani langit jingga yang mulai tersungkur malu dalam kesendirian.
Tak aku temui kamu, di antara hari.
Namun kamu ada di dalam hati.

Delusi kerinduan membuat semesta berputar pada wajahmu.
Setiap rutinitasku. Selalu ada kamu.
Tak perlu aku menanti hujan untuk melihat pelangi, sebab di matamu selalu ada.
Tak perlu aku menanti sore hanya untuk melihat senja, karena di pipimu selalu jingga.
Tak perlu aku memetik buah jambu merah, di bibirmu yang bergincu lebih indah.
Tak perlu aku memecahkan gelas untuk membuat gaduh, sebab satu diammu saja sudah menjadi selusin tanya dalam kepalaku.

Ini rahasiaku,
Kamu merangkul degupku.
Aku ingin melumat buah jambumu.
Dalam bayang bercumbu.
Selalu membakar rindu.