Berwarna kecoklatan
Seperti sepasang matamu
Yang membenamkan kesedihan
Mari kita nikmati
Rasa manis yang diciptakannya
Mari kita habisi
Dengan senyum sumringah
Apa cukup hanya semangkuk?
Bila kurang bilang saja
Nanti aku sumpal mulutmu
Dengan bibirku
Semangkuk kolak
Aku beli dengan tangisan
Bukan berupa air mata
Tapi peluh keringat untuk mencari uang
Setelah kita habiskan
Mari kau duduk di sebelahku
Berbagi cerita perihal rindu
Karena lama tak bertemu
Dek, sepertinya jarak telah mati
Karena kita sudah membunuhnya dengan temu
Tapi, setelah ini
Jarak kembali menertawakan kita dengan menyekat ragaku dan ragamu
Tenang dulu, hati kita tetap dekat kan?
Maka, tanam terus doa dalam jarak. Agar Tuhan tetap mempertemukan kita tanpa bosan
Duduklah di sebelahku, dek
Di teras rumah
Berlangitkan senja
Berlantaikan bahagia
Dengan cerita yang tak ada habisnya
Sampai keheningan membuat kita terbuai oleh cinta
Lalu.. Kita menjelajahi surga kecil yang tercipta.
Di teras rumah
Berlangitkan senja
Berlantaikan bahagia
Dengan cerita yang tak ada habisnya
Sampai keheningan membuat kita terbuai oleh cinta
Lalu.. Kita menjelajahi surga kecil yang tercipta.
nihh.. gue comment.. jangan pacarin guee yaa.. pleassee.. hahahaha..
ReplyDeletekok minta kolak lagi malah disumpel pake bibir??
jangan.. jangann.. buhkan muhrim.. hihihihi