Tetes air pertama, membasahi doa. Tetes air kedua, membasahi pelupuk mata. Melesat dengan seirama, membanjiri dogma.
Kini kau menyelam
Pada luka duka kesakitan
Tak akan pernah bisa mendengar
Kicau-kicau nuri yang bernyanyi
Kini kau tenggelam
Mata sembab memejam
Menutup pengelihatan dari segala yang telah aku ciptakan
Tetap memejam, di ruang hati yang tamaram
Aku menunduk di bawah awan pekat
diam bagai karang
Meski telah dipukul rata olehmu
Lubang tercipta di berbagai penjuru
Oleh air laut yang tetap aku garami
Senja tertawa, melihat aku yang fana
Mengejar bahagia..
"..Anak kecil tercipta di dalam kepala, bermain gaduh--lalu lalang--tanpa jeda.. Kamu penciptanya, tak juga mengajak dia pulang ke dadamu yang lapang"
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar.